Seiring dengan kemajuan perekonomian yang pesat dan tingkat penghasilan yang bertambah pada masyarakat berimplikasi pada penggunaan Sarana/ Moda Transportasi. Baik transportasi Udara, Laut, sungai, Danau maupun Darat, atau lebih spesifikasi lagi penggunaan transportasi kenderaan pribadi seperti Mobil dan Motor. Dimana penggunaan transportsi tersebut memerlukan bahan bakar terutama Minyak Bumi yang ketersediaannya semakin langka dan harganya cenderung untuk terus naik.
Saat ini Pemerintah mensubsidi harga bahan bakar terutama Minyak Bumi baik Bensin maupun Solar yang jumlahnya lebih dari 100 Triliun rupiah pertahun. Jumlah ini akan terus bertambah karena pemakaian bahan bakar terus bertambah dan harga minyak dunia yang terus naik. Hal ini akan mengganggu stabilitas APBN dan Pembangunan Infrastruktur terhambat karena besarnya dana yang dipakai untuk menalangi Subsidi BBM tersebut.
Sudah banyak usaha dilakukan untuk menekan Subsidi BBM tersebut, namun tidak ada satupun yang berhasil dikarenakan tidak adanya kebijakan yang cocok dan tepat serta kurang ketegasan dalam pelaksanaan kebijakan dan peraturan yang di buat. Sehingga Anggaran untuk BBM Subsidi banyak terpakai untuk hal tidak produktif dan salah sasaran dan terjadi pemborosan. Ditambah lagi dengan adanya penyeludupan dan penggelapan karena selisih harga yang lebar dibanding harga keekonomiannya.
Untuk itu Pemerintah diharapkan dapat mengatasi permasalahan Subsidi BBM tersebut dengan cara yang tepat dan cepat agar APBN tidak terkuras dan perekonomian bisa berjalan baik dan pembangunan infrastrukur dapat terlaksana. Salah satu alternatif yang paling cocok dan tepat yang dapat dilakukan dengan cepat saat ini adalah mengurangi selisih Subsidi BBM, asalkan pemerintah berani dan tegas.
Ilustrasi Moda Transportasi Non BBM Subsidi :
